A. Latar Belakang
Limbah padat dari buangan pasar dihasilkan dalam
jumlah yang cukup besar. Limbah tersebut berupa limbah sayuran yang hanya
ditumpuk di tempat pembuangan dan menunggu pemulung untuk mengambilnya atau
dibuang ke TPA jika tumpukan sudah meninggi. Penumpukan yang terlalu lama dapat
mengakibatkan pencemaran,yaitu bersarangnya hama-hama dan timbulnya bau yang
tidak diinginkan (Cahaya,
Andhika, T. S dan Dody Ady Nugroho. 2011).
Sampah sayur - sayuran merupakan bahan buangan yang
yang biasanya dibuang secara open dumping tanpa pengelolaan
lebih lanjut sehingga akan menimbulkan gangguan lingkungan dan bau yang tidak
sedap. Selain itu juga memiliki dampak pada kondisi kesehatan penduduk. Karena
sampah sampah tersebut berpotensi sebagai media penyebaran penyakit. Pengolahan limbah padat berupa sayur-sayuran ini perlu dilakukan, salah satu cara untuk mengolah limbah padat ini adalah
dengan pembuatan pupuk kompos (Nur Syaifudin, Luqman dan Aminah Asngad. 2013).
Kompos merupakan bahan organik, seperti daun-daunan,
jerami, alang-alang, rumput-rumputan, dedak padi, batang jagung, sulur,
carang-carang serta kotoran hewan yang telah mengalami proses dekomposisi oleh
mikroorganisme pengurai, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki
sifat-sifat tanah.(Nining Widarti, Budi,
dkk. 2015).
Pengolahan
bahan organik menjadi kompos ( Pengomposan), dianggap sebagai teknologi
berkelanjutan karena bertujuan untuk konservasi lingkungan, dan penggunaan
kompos (pupuk organik) dapat mereduksi penggunaan pupuk kimia dan pemberi nilai
tambah pada limbah (Yuliani, Farida dan Fitri Nugraheni. 2010).
Pengomposan adalah proses dimana bahan organik
mengalami penguraian secara biologis, khsususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan
bahan organik sebagai sumber energi. (Rukiyati.
2014).
Proses pembuatan kompos
berlangsung dengan menjaga keseimbangan kandungan nutrien, kadar air, pH,
temperatur dan aerasi yang optimal melalui penyiraman dan pembalikan. Pupuk
organik cair yang berasal dari limbah sayuran merupakan salah satu sumber pupuk
organik yang mengandung unsur hara makro dan mikro yang penting bagi tanaman. (Padorsi, Andri H, dkk. 2014).
Kompos
dengan stimulator Trichoderma merupakan salah satu kompos yang secara spesifik
berperan memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, Secara kimia,
kompos dapat meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK), memperbaiki ph tanah ,
ketersedian unsur hara dan ketersediaan asam humat (Faizal. 2014)
Kompos
dengan stimulator Trichoderma merupakan salah satu kompos yang secara spesifik
berperan memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, Secara kimia,
kompos dapat meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK), memperbaiki ph tanah ,
ketersedian unsur hara dan ketersediaan asam humat (Faizal. 2014).
B. Solusi Masalah
Malang merupakan suatu daerah yang memiliki kontribusi
yang paling baik untuk memajukan daerah Jawa Timur. Kecamatan Klojen Desa Kasin
merupakan salah datu daerah yang perlu diperhatikan karena didaerah tersebut
terdapat suatu pasar yang merupakan sumber mata pencarian masyarakat sekitar.
Pada pasar tersebut telah dikelolah dengan baik dan berjalan sebagai mana
mestinya namun, ada hal yang perlu diperhatikan yaitu mengenai pengelolahan
sampah-sampah dipasar tersebut. Upaya penyuluhan tentang Pemanfaatan Limbah
Pasar (Sayur-sayuran) Sebagai Kompos Organik dipasar Kasin Untuk Meningkatkan
Pendapatan Ekonomi Masyarakat Sekitar.
Alat dan Bahan
- Sampah Organik
- Komposer
- Pisau/gunting
- EM-4
Cara Pembuatan Kompos Organik
C. Teknologi
Pengomoposan
1.Pengomposan dengan teknologi
rendah (Low – Technology)
2.Pengomposan dengan teknologi
sedang (Mid – Technology)
3.Pengomposan dengan teknologi
tinggi (High – Technology)
Kelebihan Kompos
1. Harganya murah dan
mudah dibuat sendiri.
2. Pupuk organik
mengandung unsur mikro yang lebih lengkap dibanding pupuk anorganik.
3. Pupuk organik akan
memberikan kehidupan mikroorganisme tanah yang selama ini menjadi sahabat petani dengan lebih baik.
4. Pupuk organik
mampu berperan memobilisasi atau menjembatani hara yang sudah
ada ditanah sehingga mampu membentuk partikel ion yang mudah diserap oleh akar tanaman.
5. Pupuk organik
berperan dalam pelepasan hara tanah secara perlahan dan kontinu sehingga dapat membantu dan mencegah terjadinya ledakan suplai hara yang dapat
membuat tanaman menjadi keracunan.
6. Pupuk organik
membantu menjaga kelembaban tanah dan mengurangi tekanan
atau tegangan struktur tanah pada akar-akar tanaman
7. Pupuk organik
dapat meningkatkan struktur tanah dalam arti komposisi partikel
yang berada dalam
tanah lebih stabil dan cenderung meningkat karena struktur tanah
sangat berperan dalam pergerakan air dan partikel udara dalam tanah, aktifitas mikroorganisme menguntungkan, pertumbuhan akar, dan kecambah biji.
Daftar Pustaka
Yuliani,
Farida dan Fitri Nugraheni. 2010. Pembuatan
Pupuk Organik (Kompos) Dari Arang Ampas
Tebu Dan Limbah Ternak. Hal 1-11.
Cahaya,
Andhika, T. S dan Dody Ady Nugroho. 2011.
Pembuatan Kompos Dengan Menggunakan
Limbah Padat Organik (Sampah Sayuran Dan Ampas Tebu). Hal.1-7.
Nur Syaifudin, Luqman dan Aminah Asngad. 2013. Pemanfaatan Limbah Sayur-Sayuran untuk
Pembuatan Kompos dengan Penambahan Air Kelapa (Cocos nucifera) dan Ampas Teh Sebagai Pengganti Pupuk Kimia Pada
Pertumbuhan Tanaman Semangka(Citrullus
vulgaris L). Hal 3-17.
Padorsi, Andri H, dkk. 2014. Respons Tanaman Sawi terhadap Pupuk Organik Cair Limbah Sayuran pada Lahan Kering Ultisol. Prosiding Seminar
Nasional Lahan Suboptimal. ISBN : 979-587-529-9.
Rukiyati. 2014. Teknik Pengomposan Efektif Untuk Mengendalikan Sampah Organik Rumah Tangga.
Hal 1-12.
Faizal. 2014. Pengaruh
Pemberian Beberapa Dosis Kompos Dengan Stimulator Trichoderma Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung Manis
( Zea Mays Saccharata Strut) Varietasbonanza FI. Hal 1-15