Minggu, 10 Mei 2015

Pemanfaatan Limbah Pasar (Sayur-sayuran) Sebagai Kompos Organik dipasar Kasin Untuk Meningkatkan Pendapatan Ekonomi Masyarakat Sekitar.

A. Latar Belakang

Limbah padat dari buangan pasar dihasilkan dalam jumlah yang cukup besar. Limbah tersebut berupa limbah sayuran yang hanya ditumpuk di tempat pembuangan dan menunggu pemulung untuk mengambilnya atau dibuang ke TPA jika tumpukan sudah meninggi. Penumpukan yang terlalu lama dapat mengakibatkan pencemaran,yaitu bersarangnya hama-hama dan timbulnya bau yang tidak diinginkan (Cahaya, Andhika, T. S dan Dody Ady Nugroho. 2011).
Sampah sayur - sayuran merupakan bahan buangan yang yang biasanya dibuang secara open dumping tanpa pengelolaan lebih lanjut sehingga akan menimbulkan gangguan lingkungan dan bau yang tidak sedap. Selain itu juga memiliki dampak pada kondisi kesehatan penduduk. Karena sampah sampah tersebut berpotensi sebagai media penyebaran penyakit. Pengolahan limbah padat berupa sayur-sayuran ini perlu dilakukan, salah satu cara untuk mengolah limbah padat ini adalah dengan pembuatan pupuk kompos (Nur Syaifudin, Luqman dan Aminah Asngad. 2013).
Kompos merupakan bahan organik, seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, rumput-rumputan, dedak padi, batang jagung, sulur, carang-carang serta kotoran hewan yang telah mengalami proses dekomposisi oleh mikroorganisme pengurai, sehingga dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki sifat-sifat tanah.(Nining Widarti, Budi, dkk. 2015).
Pengolahan bahan organik menjadi kompos ( Pengomposan), dianggap sebagai teknologi berkelanjutan karena bertujuan untuk konservasi lingkungan, dan penggunaan kompos (pupuk organik) dapat mereduksi penggunaan pupuk kimia dan pemberi nilai tambah pada limbah (Yuliani, Farida dan Fitri Nugraheni. 2010).
Pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khsususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. (Rukiyati. 2014).
Proses pembuatan kompos berlangsung dengan menjaga keseimbangan kandungan nutrien, kadar air, pH, temperatur dan aerasi yang optimal melalui penyiraman dan pembalikan. Pupuk organik cair yang berasal dari limbah sayuran merupakan salah satu sumber pupuk organik yang mengandung unsur hara makro dan mikro yang penting bagi tanaman. (Padorsi, Andri H,  dkk. 2014).
Kompos dengan stimulator Trichoderma merupakan salah satu kompos yang secara spesifik berperan memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, Secara kimia, kompos dapat meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK), memperbaiki ph tanah , ketersedian unsur hara dan ketersediaan asam humat (Faizal. 2014)
Kompos dengan stimulator Trichoderma merupakan salah satu kompos yang secara spesifik berperan memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, Secara kimia, kompos dapat meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK), memperbaiki ph tanah , ketersedian unsur hara dan ketersediaan asam humat (Faizal. 2014).

B. Solusi Masalah

Malang merupakan suatu daerah yang memiliki kontribusi yang paling baik untuk memajukan daerah Jawa Timur. Kecamatan Klojen Desa Kasin merupakan salah datu daerah yang perlu diperhatikan karena didaerah tersebut terdapat suatu pasar yang merupakan sumber mata pencarian masyarakat sekitar. Pada pasar tersebut telah dikelolah dengan baik dan berjalan sebagai mana mestinya namun, ada hal yang perlu diperhatikan yaitu mengenai pengelolahan sampah-sampah dipasar tersebut. Upaya penyuluhan tentang Pemanfaatan Limbah Pasar (Sayur-sayuran) Sebagai Kompos Organik dipasar Kasin Untuk Meningkatkan Pendapatan Ekonomi Masyarakat Sekitar.

Alat dan Bahan
- Sampah Organik
- Komposer
- Pisau/gunting
- EM-4

Cara Pembuatan Kompos Organik


C. Teknologi Pengomoposan
1.Pengomposan dengan teknologi rendah (Low – Technology)
2.Pengomposan dengan teknologi sedang (Mid – Technology)
3.Pengomposan dengan teknologi tinggi (High – Technology)

Kelebihan Kompos
1. Harganya murah dan mudah dibuat sendiri.
2. Pupuk organik mengandung unsur mikro yang lebih lengkap dibanding pupuk anorganik.
3. Pupuk organik akan memberikan kehidupan mikroorganisme tanah yang selama ini  menjadi sahabat petani dengan lebih baik.
4. Pupuk organik mampu berperan memobilisasi atau menjembatani hara yang sudah ada ditanah sehingga mampu membentuk partikel ion yang mudah diserap oleh akar tanaman.
5. Pupuk organik berperan dalam pelepasan hara tanah secara perlahan dan kontinu sehingga dapat membantu dan mencegah terjadinya ledakan suplai hara yang dapat membuat tanaman menjadi keracunan.
6. Pupuk organik membantu menjaga kelembaban tanah dan mengurangi tekanan atau tegangan struktur tanah pada akar-akar tanaman
7. Pupuk organik dapat meningkatkan struktur tanah dalam arti komposisi partikel yang berada dalam tanah lebih stabil dan cenderung meningkat karena struktur tanah sangat berperan dalam pergerakan air dan partikel udara dalam tanah, aktifitas mikroorganisme menguntungkan, pertumbuhan akar, dan kecambah biji.

Daftar Pustaka

Yuliani, Farida dan Fitri Nugraheni. 2010. Pembuatan Pupuk Organik (Kompos) Dari Arang Ampas Tebu Dan Limbah Ternak. Hal 1-11.
Cahaya, Andhika, T. S dan Dody Ady Nugroho. 2011. Pembuatan Kompos Dengan Menggunakan Limbah Padat Organik (Sampah Sayuran Dan Ampas Tebu). Hal.1-7.
Nur Syaifudin, Luqman dan Aminah Asngad. 2013. Pemanfaatan Limbah Sayur-Sayuran untuk Pembuatan Kompos dengan Penambahan Air Kelapa (Cocos nucifera) dan Ampas Teh Sebagai Pengganti Pupuk Kimia Pada Pertumbuhan Tanaman Semangka(Citrullus vulgaris L). Hal 3-17.
Padorsi, Andri H,  dkk. 2014. Respons Tanaman Sawi terhadap Pupuk Organik Cair Limbah Sayuran pada Lahan Kering Ultisol. Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal. ISBN : 979-587-529-9.
Rukiyati. 2014. Teknik Pengomposan Efektif Untuk Mengendalikan Sampah Organik Rumah Tangga. Hal 1-12.
Faizal. 2014. Pengaruh Pemberian Beberapa Dosis Kompos Dengan Stimulator Trichoderma Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung Manis ( Zea Mays Saccharata Strut) Varietasbonanza FI. Hal 1-15



Tidak ada komentar:

Posting Komentar